this is my another friend's story... (beneran kok!)
temenku, katakanlah dia bernama Brenda (female), menikah Februari yang lalu. agak kaget juga sih... kok buru2 amat? setahu aku dia baru aja memulai pacaran dengan pacarnya waktu itu (who is suaminya sekarang).
si Brenda orang Indonesia-Chinese (cina2 kelapa gading gitu, hehe), orang tua kaya, bekas anak Tarki, anak pertama.
suaminya sekarang adalah orang Batak. mereka satu kuliah katanya.
aku nggak sempet dateng ke pesta pernikahannya, yang katanya sangat mewah. di Balai Samudra kelapa gading, nggak di Hermina ternyata. ya wes, terus setelah itu aku tahu kalo dia langsung hamil. dan baru2 ini, aku tahu dari Friendster kalo anaknya sudah lahir. aku lihat foto anaknya. hmm.... mikir.
terus aku itung2 dengan jahilnya.... udah lahir? duh cepet banget ya, kok nggak terasa? Oktober, September, Agustus......Maret, Februari..... pas banget tuh 9 bulan.
tapi kok foto anaknya yang aku lihat itu nggak bayi2 banget... kayak udah lewat 1 bulan. lahir prematurkah?
ternyata, kebetulan aku sempet ketemuan sama temenku, yang deket juga sama si Brenda. we're gossiping about Brenda. ternyata emang dia hamil duluan sebelum menikah. ya pantes, nyambung sudah semua pertanyaanku. kenapa kawin buru2, dan kenapa bayinya nggak bayi2 amat. yaaa... part bahwa dia hamil dulu baru menikah sih nggak mengagetkan aku, ya tho sekarang mereka udah bahagia. yang bikin aku berpikir adalah justru part yang lain...
si temen gosipku ini ngasi tau, gimana hebohnya pas Brenda dan suaminya, mengakui bahwa si Brenda sudah hamil. orangtua Brenda lebih cepat cool down dan akhirnya dengan lapang dada menerima... dan mengubah pikiran mereka menjadi positif, katanya. senanglah, mau dapet cucu. tapi otangtua si suami, yang mana orang2 Batak itu, terus siniiis dan sulit menerima kenyataan ini. bilangnya gini katanya "Ini (maksudnya si Brenda) kalo di adat Batak nih, udah nggak ada harganya" gitu. aduh.... tega sekali ya mereka.... kan mau bagaimanapun juga, itu adalah calon menantunya, dan calon ibu dari calon cucu, pewaris marga mereka. dan katanya sih masih terus lama dan tajem2 suara2 orangtua (dan keluarga besar) dari si suami. katanya "suh Brenda hebat ya, baru lulus S1 langsung MBA" gitu....
gue sedih sekali denger ceritanya... sebagai sesama wanita.
dan malu sekali... sebagai sesama orang Batak.
kenapa mereka berpikir begitu ya? memang tidak semua orang di dunia ini, orang mana pun itu, bisa dengan 'trampil' menyelesaikan masalah, menenangkan pikiran, dan melihat 'sisi lain' dari setiap situasi dan masalah. aku nggak tau juga, apakah yang bisa dengan 'trampil' seperti itu adalah yang dikatakan dewasa dan benar atau tidak... tapi kan yang pasti, si orangtua suami itu bisa dong ngerti bahwa itu bayi juga nggak akan jadi kalo hanya karena Brenda kan? karena ada Brenda, dan anak mereka sendiri itu, sehingga Brenda hamil bukan? kok seolah-olah yang disalahin cuman Brenda-nya? dicap cewek murahanlah, nggak berpendidikanlah, dimaki-maki...
orang2 bilangnya ini MBA,
married by accident. tapi kan belum tentu juga... gak ada lagi yang namanya
accident, kalo emang si wanita hamil dengan pacarnya. gue sedih itu disebut
accident. mungkin saja mereka hanya sedikit tidak pandai aja menyusun rencana berdua mereka, kasian bayinya ah kalo disebutnya
accident.
bukan berarti gue menyetujui
pre-marital sex (tapi nggak berarti sebaliknya juga sih), tapi maksud gue adalah nggak semua hal yang
basically dinilai negatif (tergantung juga budaya setempat), itu emang betul2
totally negatif. ada sisi satunya lagi gitu lho untuk setiap masalah.
everything's under our mind-control... iya gak si? adoh...
tapi kan kalo aku sendiri yang berusaha begini, ya mencoba berpikir positif dan bersabar... sabar.... dan sabar... tapi sekeliling-nya nggak gitu, kan sama aja? kalo aku nyetir hati2 lihat kiri kanan dan mematuhi peraturan, tapi metro mini di sekeliling ngebut nggak beraturan, ya sama aja kan.
ah gue sebel dengan cerit2 seperti ini.... membuat gue berpikir.
Febry... HIDUP PEREMPUAN!!