put more love and feel it..

Monday, February 07, 2005

*Ini postingan yang nggak sempet di-publish, kira2 pertengahan Januari kemaren *

Let's talk about number and people.

Di handphone gue ada sekitar 300 nomer telepon. Di Friendster list gue ada sekitar 120. Gue punya 150 teman seangkatan di Psikologi UI. Belum lagi seniores, juniores, dan siapa aja di kantin yang masih tetap gue kangenin sampai sekarang. Gue punya kira-kira 30 rekan kerja di kantor, yang tidak pernah berubah kesibukannya dan grasak-grusuknya, tapi tujuan kita tetap sama, to make a better life, dan berkembang bersama. Gue punya target 50 job untuk peak season lapangan kerja gue bulan Maret mendatang. Gue punya kira-kira 20 teman dekat dari berbagai kalangan, yang selalu memusingkan gue mengatur jadwal ketemuan. Gue punya 4 sahabat perempuan. I talk to them regularly, and we update each other about everything in our world.

Gue punya 1 adik perempuan, she is my lucky star.
Gue punya 2 orang tua yang.... kadang bikin pusing, tapi luar biasa hebatnya!
Gue punya 1 'secret admirer' yang...... I just love him just the way he is.

How much are they?
Buat gue, mereka bukan cuman angka. Setiap dari mereka punya arti sendiri yang penting buat gue. They all have their own stories. Gue yakin, almost 180.000 korban tsunami dan gempa bumi di Aceh, Sumatera Utara, Srikanka, Thailand, India dan sekitarnya juga demikian.

I offer my deep and true condolence to the victims of quake and tsunami, December 2004.

Friday, February 04, 2005

ada seorang teman kuliahku seorang guru SD. guru SD di kawasan Kemang, yang metode mengajarnya menggunakan "living values methodes". sebagai sesama pencinta anak kecil, aku seneng banget kalau temenku ini sering share pengalaman mengajarnya.

salah satu cerita yg aku dengar hari ini demikian:

pada suatu siang temanku ini lagi mengumpulkan murid2nya, dalam rangka memperingati Hari Kartini. tidak ada lomba pake kebaya or stuff like that, murid2 duduk membentuk setengah lingkaran dan memdengarkan cerita seorang guru mereka yg lagi cerita. They listen carefully. tampaknya anak2 susah mengerti seseorang yang tidak bisa sekolah HANYA KARENA dia perempuan. Memang apa salahnya menjadi perempuan?

lalu tiba2 seorang anak berteriak dari belakang, "Tapi bu, jangan salah! Perempuan bisa lebih hebat dari laki-laki! perempuan bisa melahirkan, laki-laki tidak!".

cerita berikutnya adalah, ketika sedang ada pemutaran film NOWHERE IN AFRIKA (duh, gue belum nonton nih). Diceritakan dalam cuplikan itu, Owuor sang koki menolak ajakan memshaabnya mengambil air. Katanya mengambil air itu tugas perempuan. Tugas saya memasak. Scene berikutnya memperlihatkan sekelompok perempuan yang antri mengambil air dan menertawakan Owuor yang akhirnya membantu.

Anak-anak keheranan. Guru mereka kemudian bertanya, menurutmu setelah menonton film tadi, apa perbedaan keadaan di Indonesia dan di Afrika? Setelah sekian jawaban standar tentang alam sekitar, ada yang menjawab begini :Di Indonesia, laki-laki dan perempuan bisa mengerjakan apa saja. Tidak perlu dibagi-bagi ini tugas laki-laki atau perempuan. Laki-laki boleh mengambil air, dan perempuan boleh memasak.

Terakhir, akhirnya aku dan temanku berkesimpulan, bahwa anak-anak sekarang kesulitan membedakan peran ayah atau ibu. Buat mereka sama saja. Jawaban basi seperti ketika kita masih kecil (ayah ke kantor atau ke sawah, dan ibu memasak di rumah) jelas tidak pernah terlintas dalam kepala kecil mereka. Mereka sudah tahu bahwa ibu bisa menjadi kepala rumah tangga. Ibu-ibu mereka bervariasi antara tinggal di rumah atau bekerja full time. Yang mengantar atau menjemput sekolah bisa siapa saja, tidak melulu ibu-ibu. Kadang ada bapak-bapak juga ikut bergerombol dan mengobrol menunggu anak-anaknya keluar. Anak-anak ini bermain apa saja. Girls could lead as well as boys. They play hard games seperti tonjok-tonjokan, dan bisa akur bermain peran. Those who take ballet lessons admit that they are boyish.

Btw, setelah saya pikir-pikir lagi. Kasihan juga mereka, mungkin kaget melihat dunia sebenarnya di sini. It is not easy being a woman, girls. I mean it.

FEBRY